Setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau
berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau
jalankan. Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkan dalam
pidatonya itu, antara lain beliau berkata:
1.
Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai
Khalifah,
Yaitu memerangi
orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang
kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka sudah wafat,
mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang
mengaku Nabi, antara lain, Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan
Al-Aswad Al-Ansi.
2.
Permasalahan yang muncul pada masa khalifah
Abu Bakar, antara lain:
1.
gerakan
Nabi Palsu,
2.
gerakan
Kaum Murtad,
3.
gerakan
Kaum Munafik,
4.
munculnya
Kaum yang enggan membayar zakat.
3. Jasa-jasa Abu
Bakar Ash-Shidiq, antara lain:
3.1 Memerangi
Kemurtadan (Perang Ridda)
Segera setelah
suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas
komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal
dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada.
Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam
secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni
penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen
dengan Nabi Muhammad Saw dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi.
Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal
dengan nama perang Ridda. Untuk itu Abu Bakar mengirim 11 pasukan perang dengan
11 daerah tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid ditugaskan menundukkan
Thulaiha Al-Asadi, pasukan 'Amer bin Ash ditugaskan di Qudhla'ah. Suwaid bin
Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said ditugaskan ke Syam.
Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah
memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama
Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai
nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw. Musailamah kemudian dikalahkan pada
pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
4. Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan
secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar kemudian mengarahkan perhatiannya pada
perluasan wilayah pemerintahan Islam. Pada tahun 633 M, Abu Bakar memerintahkan
Khalid ibn Walid mengadakan kegiatan ekspansi ke wilayah-wilayah perbatasan
Syria dan Persia. Khalid mengirimkan surat kepada Hurmuz, komandan pasukan
tempur Persia, dengan tiga alternatif :
1.
ajaran memeluk agama islam,
2.
kewajiban membayar pajak,
3.
siap dalam peperangan.
Hurmuz memutuskan pilihannya pada alternatif
yang ketiga, sehingga pecahlah peperangan antara pasukan muslim dengan pasukan
Persia. Pertama kali perang terjadi di Hafir, 50 mil sebelah Utara Uballah,
yang dikenal sebagai “perang rantai” karena pasukan Persia membuat barisan
pertahanan dengan rantai-rantai besar yang mengikat mereka satu dengan lainnya.
pasukan Persia menyerah sedang komandan mereka terbunuh dalam peperangan.
setelah peperangan ini, terjadi sejumlah peperangan kecil, pasukan Persia pada
akhirnya terdesak dan mereka terusir ke wilayah Mesopotamia. pasukan muslim juga
berhasil mengepung dan menguasai wilayah Hira. Penguasa Kristen wilayah ini
menyerahkan diri dan mengadakan perjanjian damai dengan pemerintah Islam,
dengan kesediaan mereka membayar sejumlah pajak, yang dikenal sebagai jizyah.
setelah berhasil dalam pengepungan kota Hira, Khalid beserta
pasukannyamelanjutkan ekspansi ke wilayah Utara sampai pada wilayah Ambar,
sebuah wilayah pesisir di tepi pantai Euphrat. Dari sini, pasukan Khalid
mengadakan penaklukan wilayah “ Ainut tamr”. Pada masa Nabi Muhammad, Heraclius,
penguasa imperium Romawi, menyambut delegasi yang dikirimkan oleh Nabi dengan
penuh penghormatan, namun tidak lama kemudian ia menjadi musuh islam. Pada masa
ini kaisar Romawi menggalang persekutuan dengan suku-suku badui, di sekitar
wilayah perbatasan Syria, untuk melancarkan serangan terhadap islam. Abu Bakar
menempuh upaya pengamanan wilayah tersebut dari rongrongan penguasa Romawi.
selain itu salah seorang komandan Romawi telah membunuh utusan Nabi di Muth’ah.
Untuk memberikan balasan kecurangan mereka tersebut, Abu Bakar melancarkan
ekspedisi militer ke Syria. terlepas dari faktor dan latar belakang tersebut,
kondisi obyektif wilayah Syria adalah sangat maju perekonomiannya dibandingkan
dengan negeri Arabia lainnya. sejak zaman dahulu, negeri Arabia mayoritas
bargantung pada Syria dengan menjalin hubungan perdagangan. Atas dasar
pertimbangan ini maka upaya penaklukan Syria diharapkan akan sangat berarti
bagi perkembangan islam di masa-masa mendatang.
5. Penulisan Al-Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian
teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat
sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al Qur'an
yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab
untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Abu Bakar memproyekkan pengumpulan
dan penulisan ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai
pelaksananya. Hal ini dilakukan karena hal sebagai berikut:
1.
banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur dalam perang
penumpasan orang-orang murtad.
2.
ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada kulit-kulit kurma,
batu-batu, dan kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu penyelamatan.
3.
pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan agar dapat
dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang masa.
Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para
penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti
tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh shahabat
Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri
dari Nabi Muhammad Saw. Kemudian
pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks
al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.