Translate

Recent Comments

Followers

Home » » Takdir Adalah Pilihan

Takdir Adalah Pilihan

Segala puji serta syukur tercurahkan kepada Allah Swt yang telah memperkuat keimanan serta ke-Islaman kita dan yang telah memberi nikmat dalam bentuk apapun.
Pada siang ini, marilah kita lebih memperkuat kembali kualitas keimanan kita khususnya kepada diri saya sendiri dan kepada kita pada umumnya, dengan cara bertambah giat melaksanakan perintahnya dan mejauhi segala larangannya. Dengan taqwa itulah yang akan kita jadikan modal utama untuk menghadap Allah Swt untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak aamiin ya rabbal alamin.

Akhina wa ukhtina rahimakumullah.
Dikisahkan di sejarah mengenai Negeri Syam yang ditimpa wabah penyakit, ketika itu Umar bin Khattab r.a menjadwalkan kunjungannya ke sana, namun tiba-tiba membatalkannya, maka ada seseorang yang bertanya: 

Wahai Umar r.a  : “apakah anda menghindari dan lari dari taqdir Allah”.
Umar menjawab : "saya lari dari taqdir yang satu menuju taqdir lainnya" 
hal serupa juga pernah dialami oleh Khalifah Ali r.a saat beliau bersandar di tembok yang sudah rapuh, kemudian beliau berpindah ke tempat yang lain, beberapa orang disekelilingnya bertanya:
Wahai Ali r.a       : “Apakah engkau menghindari taqdir Allah” 
Ali ra. Menjawab : “aku menghindari taqdir yang satu dan menuju taqdir yang satunya lagi”

Dari hal tersebut kita semua meyakini, bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini merupakan setting Allah Swt Yang Maha Kuasa, baik itu berupa anugerah maupun bencana, baik rahmat maupun itu berupa laknat. Karena Allah-lah pemegang kendali atas semua yang pernah dan yang terjadi di jagat raya ini. Atau menurut bahasa agama lebih populer dengan sebutan taqdir. Dari dua dialog singkat yang tadi memberikan gambaran pada kita semua bahwa, ada taqdir baik dan taqdir buruk.Dengan adanya takdir baik dan buruk tersebut, semoga menjadi jelas dalam nalar agama kita, bahwa tidak dibenarkan tawakkal tanpa ikhtiyar, menyerah tanpa berusaha, dalam hidup ini tidak ada hal-hal yang dapat menghalangi usaha manusia untuk berpindah dari taqdir yang satu menuju taqdir lainnya, dari taqdir buruk menuju taqdir yang lebih baik. Takdir adalah pendidikan kepada ajaran “sebuah pilihan nasib” bukan semata-mata ajaran “penyerahan tanpa usaha”. Di dalam Fathu-robbaniy Syeikh Abdul Qadir Jaelani mengatakan “meninggalkan usaha dan bergantung hidup dalam kekuasaan orang lain adalah siksa nyata untuk hamba Allah”.

Masih lekat sekali dengan ingatan kita, baru-baru ini bahkan sampai sekarang terjadi banjir yang hingga mecapai pinggang orang dewasa yang letaknya di Dayeuh Kolot jelasnya di daerah Kabupaten Bandung dan longsor di Soreang tepatnya di daerah sungapan  Desa Sadu sampai-sampai media massa pun meliputnya yang disebabkan curah hujan yang besar. Coba kita pikirkan apakah ini adalah bagian dari taqdir Allah yang tidak bisa dihindari?! jika kita sepakat bahwa takdir adalah pilihan hidup yakni pilihan hidup yang buruk bisa kepada taqdir yang baik, maka banjir pun bisa dihindari, dengan cara kita berusaha memelihara keseimbangan alam, memlihara tumbuhan, menjaga kebersihan dan semacamnya. Maka potensi untuk banjir dan longsor pun dapat di hindari terkecuali memang sudah di tetapkan oleh Allah, namun apa salahnya jika kita berusaha.


وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيرٍ . (الشرى : ٣۰)
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”.

Secara umum manusia di beri kemampuan yang sangat istimewa untuk memilih takdir, takdir yang dikehendaki dan takdir yang dapat dihindari. Ini merupakan perbedaan takdir Allah yang berlaku terhadap benda-benda mati. Seperti takdir air adalah membasahi, api ditakdirkan panas. Matahari tidak ditakdirkan tidak akan beredar melalui batas orbit yang telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana bulan, bintang dan benda-benda lainnya. Semuanya adalah sunnatullah yang telah dikehendaki sejak zaman azali. Namun pada dasarnya takdir kita semua telah termaktub oleh Allah di al-Lauh al-Mahfuzh, sebagaimana firman-Nya,
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tiada (pula suatu bencana) menimpa dirimu kecuali telah tertulis di dalam kitab (al-Lauh al-Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya” (Al-Hadiid: 22-23).

Posted by Unknown ~ Sharing Sciences Various and Informations

Anda sedang membaca artikel yang berjudul "Takdir Adalah Pilihan". Mohon maaf apabila konten dari postingan yang anda baca sudah rusak atau terjadi kesalahan dalam penulisan. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan anda membaca artikel ini. Sangat senang hati apabila anda mengoreksi atau memberikan kritik dan saran melalui kotak komentar.

:: Thank you for visiting ::

0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar