Translate

Recent Comments

Followers

Mengenal Syariat Islam


Syariat Islam Rahmat Bagi Seluruh Manusia


Kepribadian Islam


Ringkasan Studi Logika dan Manfaatnya

Filsafat Islam dan Objeknya

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Syariat Melindungi Hak Ilahy dan Hak Adamy

Manfaat Belajar Logika


Manfaat mempelajari logika, agar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat, runtut atau konsisten, mempelajari ilmu ini sungguh bermanfaat sekali untuk hal-hal sebagai berikut:

  1. Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa pikirannya.
  2.  Mendidik kekuatan akal pikiran dan mengembangkannya yang sebaik-baiknya dengan melatih dan membiasakan mengadakan penelitian-penelitian tentang cara berpikir.
  3. Studi Logika mendidik kita berpikir jernih dan kritis.
  4. Logika memungkinkan kita melaksanakan disiplin intelektual yang diperlukan dalam menyimpulkan atau menarik kesimpulan.
  5. Logika membantu kita menginterpretasikan fakta dan pendapat orang lain secara memadai.
  6. Logika melatih kita tentang teknik-teknik menetapkan asumsi dan implikasi.
  7.  Logika membantu kita mendeteksi penalaran-penalaran yang keliru dan tidak jelas.
  8. Logika memancing pemikiran-pemikiran ilmiah dan reflektif.
  9. Mengenali dan menggunakan bentuk-bentuk umum tertentu dengan cara penarikan konklusi yang benar dan menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa dijumpai.
  10. Dapat memperpanjang rangkaian penalaran itu untuk menyelesaikan problem-problem yang lebih kompleks.
  11.  Daya khayal semakin tinggi sehingga menjadi lebih kreatif.
Dengan membiasakan latihan berpikir, manusia akan mudah dan cepat mengetahui di mana letak kesalahan yang menggelincirkannya dalam usaha menuju hukum-hukum yang diperoleh dengan pikiran itu.
Jadi mempelajari ilmu logika itu sama dengan mempelajari Ilmu Pasti, dalam arti sama-sama tidak langsung memperoleh manfaat dengan ilmu itu sendiri, tapi ilmu-ilmu itu sebagai perantara yang merupakan suatu jembatan untuk ilmu-ilmu yang lain juga untuk memimbang sampai di mana kebenaran ilmu-ilmu itu. Dengan demikian maka ilmu logika juga boleh di sebut ilmu pertimbangan atau ukuran; dalam bahasa Arab di sebut ‘Ilmulmizan atau Mi’jarul’ulum.

Asas Pemikiran


Dalam aktivitas berpikir kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir .
 Asas sebagaimana kita ketahui adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan di mengerti. Maka “asas pemikiran” adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan di mengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benar nya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asas-asas ini yang merupakan dasar daripada pengetahuan dan ilmu. Asas pemikiran ini dapat di bedakan menjadi tiga asas.

Asas Identitas
Adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak mungkin dapat berfikir tanpa asas ini. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A, B atau C. Bila kita beri perumusan akan berbunyi: ”bila proposisi itu benar maka benarlah ia”.

Asas Kontradiksi
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya. Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana di sebut oleh asas identitas. Dengan kata lain: dua kenyataan yang kontradiktoris tidak mungkin bersama-sama secara simultan. Jika kita hendak rumuskan, akan berbunyi: “tidak ada proposisi yang sekaligus benar atau salah”.

Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga
Asas ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar kedua-duanya juga tidak mungkin salah kedua-duanya. Mengapa tidak mungkin salah kedua-duanya ?
 Bila pernyataan dalam bentuk positifnya salah berarti ia memungkiri realitasnya, atau dengan kata lain realitas ini bertentangan dengan pernyataannya. Dengan begitu maka penyataan berbentuk ingkarlah yang benar, karena inilah yang sesuai dengan realitas. Juga sebalik nya, jika pernyataan ingkarnya salah berarti ia mengingkari realitasnya. Pernyataan kontradiktoris kebenarannya terdapat pada salah satunya (tidak memerlukan ketiga). Jika kita rumuskan, akan berbunyi “suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau salah”.



Kebenaran dengan Logika

Definisi Benar
1.       Benar adalah kesesuaian antara pikiran dan kenyataan. Contoh:
§  Besi lebih berat daripada air tawar
§  Bumi bergerak mengelilingi matahari
2.       Adanya kesesuaian atau tidak adanya pertentangan dalam dirinya. Contoh:
§  Ia adalah seorang jujur yang suka menipu
§  Ia adalah seorang yang berkata benar tapi suka berbohong


Cara Mendapatkan Kebenaran
Ada 2 Cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan metode deduksi.

  • Induksi
Adalah cara befikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas di akhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Contoh:
§  Besi dipanaskan memuai
§  Seng dipanaskan memuai
§  Emas dipanaskan memuai
§  Timah dipanaskan memuai
§  Platina dipanaskan memuai
Jadi, semua logam jika di panaskan akan memuai.
§  Jika ada udara, manusia akan hidup
§  Jika ada udara, hewan akan hidup
§  Jika ada udara, tumbuhan akan hidup
Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan, yaitu:
1.       Kita dapat dapat bepikir secara ekonomis, meskipun eksperimen kita terbatas pada beberapa individual, kita bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih umum tidak sekedar kasus yang menjadi dasar pemikiran kita. Untuk mendapatkan pengetahuan bahwa: semua logam memuai bila di panaskan dan jika ada udara makhluk hidup akan hidup, kita tidak usah membuat penyelidikan terhadap setiap logam atau makhluk hidup, tetapi cukup sebagian dari padanya.
2.       Pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnaya, baik secara induktif kita dapat menyimpulkan pernyataan tadi kepada penyataan yang lebih umum lagi. Melanjutkan salah satu contoh tadi dari pernyataan “semua logam jika di panaskan memuai”, dapat di tarik kesimpulan bahwa semua benda memuai bila dipanaskan.

  • Deduksi
Adalah kegiatan berpikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus.
Contoh:
§  semua logam bila dipanaskan, memuai
§  tembaga adalah logam
Jadi, tembaga bila dipanaskan memuai.
§  Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidupnya
§  Panji adalah seorang mahluk hidup
Jadi, Panji perlu makan untuk mempertahakan hidupnya.
Dengan penalaran induktif kita mendapat pengetahuan, salah satu contohnya ialah bahwa semua logam bila dipanaskan memuai. Dengan penalaran deduktif kita mendapat pengetahuan yang tepercaya, bahwa tembaga bila dipanaskan memuai, meskipun pengetahuan ini kita dapatkan tidak melalui penelitian lebih dahulu. Inilah keuntungan cara berfikir deduktif. Jadi antara penalaran induksi dan deduksi mempunyai hubungan sangat erat. Mula-mula orang menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan pernyataan yang bersifat umum. Pernyataan umum ini menjadi dasar pemikiran deduksi. Dengan deduksi kita dapat mengetahui pengetahuan baru yang di cakup oleh pernyataan induktifnya.